slot gacor slot gacor terbaru slot gacor 2025 alexa slot alexa99

Bukan Hanya Pelari Elite Pehobi Lari Pun Butuh Pelatih

Bukan Hanya Pelari Elite Pehobi Lari Pun Butuh Pelatih - Sebagian pelari rekreasional rela menyewa pelatih personal untuk

Bukan Hanya Pelari Elite Pehobi Lari Pun Butuh Pelatih – Sebagian pelari rekreasional rela menyewa pelatih personal untuk mengoptimalkan performa mereka.

Apalagi jika mereka berencana rajaburma88 terjun dalam lomba berkategori berat. Kesadaran pehobi lari bertumbuh seiring mewabahnya virus olahraga lari jarak jauh.

Minda Mora Purba (55) terengah-engah sewaktu menuruni anak tangga dari tribune di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta, Senin (6/1/2025). Langkah kakinya pelan-pelan. Tangan kirinya berpegangan pada dinding, sedangkan tangan kanannya menenteng tas jinjing dan matras.

”Ini masih harus jogging lagi, Coach?! Enggak udahan aja?” teriak pehobi lari asal Medan itu kepada pelatihnya yang sudah lebih dahulu sampai di lintasan lari.

Pertanyaan itu hanya dijawab senyum pelatih Minda. Instruksi tidak berubah. Minda tetap harus menambah menu latihan sore itu dengan jogging selama 30 menit. Tanpa melawan, ia langsung berlari menyusul kawan-kawannya sesama pehobi lari yang sudah melaju lebih dahulu.

Bukan tanpa alasan Minda menawar menu latihannya. Sebelum jogging, ia sudah menjalani latihan penguatan otot atau strength dari pelatihnya. Beberapa gerakan latihan yang sudah dilakukannya antara lain squat, lunges, back up, b-skip, calf raise, hingga step up. Setiap gerakan itu dilakukan selama tiga menit.

Kepayahan tak bisa disembunyikan Minda dan teman-temannya. Dihajar latihan berat, teriakan lega selalu keluar dari mulut mereka pada entakan terakhir dari setiap gerakan. Kendati demikian, instruksi pelatih tetap saja dijalankan.

”Saya tahu kapasitas saya. Kalau latihan sendiri itu tidak mumpuni. Apalagi kalau mau mempersiapkan lomba-lomba yang kategorinya berat seperti maraton. Itu latihannya harus benar,” kata Minda, yang sekarang berdomisili di Jakarta.

Kesadaran Minda untuk menyewa pelatih personal sebenarnya timbul pada 2023. Ketika itu, lokasi latihannya berada di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Sayangnya, itu tak berlangsung lama. Jarak antara stadion dan rumahnya cukup jauh. Ongkos perjalanannya membengkak. Terlebih ia menggunakan ojek daring untuk berangkat dan pulang latihan.

Sebenarnya ada opsi angkutan umum bagi Minda, tetapi ia tidak mengambil pilihan itu. Pasalnya, jadwal latihan berbarengan dengan jadwal kepulangan pekerja kantoran. Pada momen itu, angkutan umum bisa dipastikan penuh orang.

Pada 2024, keinginan Minda berlatih serius mengembang lagi seiring rencananya terjun dalam kategori maraton pada gelaran Borobudur Marathon 2024. Lantas, ia kembali menyewa pelatih personal sejak September. Kebetulan juga lokasi latihannya lebih dekat, yakni di Stadion Atletik Rawamangun. Jarak tempuhnya hanya sekitar 3 km dari rumahnya di Cempaka Putih.

Sekitar tiga bulan berlatih, hasil lomba cukup memuaskan Minda. Setidaknya ia bisa konsisten berlari sejauh 28 km bersama pacer untuk waktu finis 5 jam 30 menit. Setelah lepas dari pacer, laju larinya melandai. Ia mesti menyelingi dengan berjalan kaki. Sebab, sesekali betisnya dilanda kram otot.

Walaupun begitu, Minda tetap finis menawan untuk ukuran pelari seusianya. Ia merampungkan lomba dalam waktu 6 jam 17 menit. Catatan waktu itu masih di bawah ambang batas akhir finis, yakni tujuh jam.

”Bisa finish strong itu bangga banget. Ternyata kakiku bisa sekuat ini. Amazing banget perasaannya. Inilah yang saya inginkan sewaktu ikut lomba,” tutur Minda, yang menekuni lari sejak 2014 silam.

Untuk menyewa pelatih, Minda mengalokasikan Rp 600.000 per bulan. Ia tak keberatan meskipun harus menambah pengeluaran bulanan. Yang terpenting baginya, ia bisa berlari dengan benar dan mampu melaju optimal saat turun lomba.

Sama seperti Minda, pehobi lari asal Jakarta, Dani (45), juga sengaja menyewa pelatih untuk hobi berlarinya. Olahraga itu mulai digelutinya sejak akhir 2023. Mula-mula ia sekadar berlari tanpa tahu ilmunya.

Dari sang pelatih, Dani mempelajari banyak hal seputar lari. Mulai dari teknik-teknik dasar berlari hingga pentingnya penguatan otot guna menghindari cedera. Latihan larinya semakin terarah dan berimbas pada membaiknya catatan waktu.

Pada lomba pertamanya, Dani menorehkan catatan waktu 3 jam 15 menit untuk nomor setengah maraton. Setelah latihan rutin bersama pelatih, catatan waktunya untuk nomor yang sama meningkat drastis. Ia mampu menyelesaikan lomba hanya dalam waktu dua jam.

”Banyak hal baiknya. Jadi, saya rutinkan saja latihannya. Ada atau tidak ada lomba yang sedang dicari,” kata Dani.

Adewan Putra (33), pelatih lari, tak menampik soal banyaknya pelari rekreasional yang rela menyewa pelatih-pelatih personal demi mendongkrak performa. Lebih-lebih di kota sebesar Jakarta. Itu dibuktikan dari profil kliennya yang hampir semua adalah pelari rekreasional.

Menurut Adewan, fenomena itu semakin marak ditemukan setelah tahun 2020, seiring dengan semakin populernya olahraga lari. Animo masyarakat untuk turun lomba kian besar. Bahkan, peminatnya menjangkau sejumlah lapisan ekonomi, termasuk kelas menengah.

Post Comment