Sembilan Korban Peledakan Amunisi Tak Layak Pakai

Sembilan Korban Peledakan Amunisi Tak Layak Pakai

Sembilan Korban Peledakan Amunisi Tak Layak Pakai – 9 korban berpulang dikala peledakan amunisi tidak pantas gunakan Garut teridentifikasi.

Jenazah sembilan korban pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, rajaburma88 yang dilakukan Komando Distrik Militer 0611/Garut berujung maut dan memakan 13 korban jiwa. Sebanyak sembilan jenazah telah teridentifikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk.

Dari pantauan Kompas hingga pukul 22.00 WIB, Senin (12/5/2025), tampak pihak rumah sakit masih mendata identitas para korban di Kamar Jenazah RSUD Pameungpeuk, Garut.

Data sementara yang dihimpun Kompas dari RSUD Pameungpeuk, 13 korban tewas terdiri dari 2 perwira dan 2 anggota TNI dan 9 warga sipil. Adapun peristiwa peledakan amunisi tidak layak pakai terjadi pada Senin pukul 09.30 WIB di Desa Sagara.

Tampak pihak keluarga memadati kamar jenazah RSUD Pameungpeuk yang menjadi tempat pemeriksaan 13 korban. Belum ada keterangan pers dari pihak TNI di kamar jenazah terkait dengan pengambilan data tersebut.

Proses pengambilan data untuk pemeriksaan oleh tim DVI. Sebab, sebagian besar jenazah dalam kondisi tidak utuh.

Kepala Seksi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan Rekam Medis RSUD Pameungpeuk Yani Dahyani mengatakan, sembilan jenazah telah teridentifikasi. Sembilan jenazah ini terdiri dari 4 anggota TNI dan 5 warga sipil.

Identitas para korban dari pihak TNI yang telah teridentifikasi adalah Kepala Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Seksi Administrasi pergudangan gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopral Satu Eri anggota Gudpusmu III Puspalad, dan Prajurit Satu Aprio. anggota Gudpusmu III Puspalad.

Sementara lima warga sipil yang telah teridentifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Barat serta RSUD Pameungpeuk adalah Iyus, Anwar, Ivan, Dadang, dan Endang.

Adapun empat jenazah dari TNI yang telah teridentifikasi dibawa dari RSUD Pameungpeuk ke Jakarta sekitar pukul 02.00 WIB.

Para korban yang teridentifikasi dari pakaian terakhir di badan dan tanda lahir,” ungkap Yani.

Ia menambahkan, masih tersisa empat korban yang belum teridentifikasi. ”Kami telah meminta keluarga empat korban ini menyerahkan data identitas pribadi dan sampel DNA,” tambahnya.

Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel (Inf) Mahmuddin saat dikonfirmasi mengatakan, proses peledakan amunisi yang tidak layak pakai sudah sesuai dengan prosedur. Petugas di lokasi terlebih dahulu melakukan pemeriksaan lokasi hingga dinyatakan aman untuk peledakan.

Adapun pemusnahan amunisi tidak layak pakai di dua lokasi lubang yang disiapkan petugas berjalan lancar. Sementara itu, masih tersisa satu lubang untuk pemusnahan detonator bahan peledak.

Saat persiapan pemusnahan detonator di lubang ketiga ini, tiba-tiba terjadi ledakan. Akibatnya, 13 orang tewas di lokasi kejadian.

Saat ini lokasi telah disterilkan oleh petugas karena dikhawatirkan masih ada bahan yang berbahaya. Untuk penyelidikan kejadian ini oleh tim dari TNI AD,” tuturnya.

Menambah penghasilan
Ayat (35), salah seorang kerabat korban yang berada di sekitar kamar jenazah. Dia merupakan kerabat dari korban Iyus dan Anwar.

Iyus dan Anwar adalah kakak beradik kandung. Iyus merupakan warga Desa Cidahon dan Anwar bermukim di Desa Cikoneng.

Keduanya adalah kakak sepupu saya. Peristiwa ini sungguh mengejutkan kami sekeluarga. Iyus meninggalkan istri dan lima anaknya, sedangkan Anwar meninggalkan istri dan empat anaknya,” ungkap Ayat.

Ia mengaku, Iyus sehari-hari bekerja sebagai petani, sedangkan Anwar buruh bangunan yang bekerja serabutan. Keduanya di lokasi peledakan untuk mendapatkan bahan kuningan dan besi untuk dijual.

”Keduanya tidak memiliki pekerjaan tetap. Salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan, yaitu menjual besi dan bahan kuningan bekas pemusnahan amunisi tidak layak pakai,” tuturnya.

Sembilan jenazah tentara yang tewas akibat ledakan gudang amunisi di pangkalan militer Provinsi Kampong Speu, Kamboja, telah diserahkan kepada keluarga masing-masing. Upacara pemakaman dilakukan dengan penuh penghormatan militer, diselimuti suasana duka dan haru.

Kronologi Ledakan

Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu, 27 April 2024, sekitar pukul 14.45 waktu setempat. Ledakan dahsyat menghancurkan sebuah truk pengangkut amunisi dan meratakan bangunan di sekitarnya, termasuk gedung perkantoran dan barak militer. Sebanyak 25 rumah warga di sekitar lokasi juga mengalami kerusakan akibat ledakan tersebut.

Penyebab Ledakan

Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan bahwa ledakan disebabkan oleh kombinasi faktor teknis, termasuk kondisi amunisi yang sudah tua dan rusak, serta suhu ekstrem yang mencapai 43 derajat Celsius di beberapa daerah. Gelombang panas yang melanda Asia Tenggara diyakini memperparah kondisi tersebut.

Penanganan Korban

Selain sembilan korban tewas, beberapa tentara lainnya dan seorang anak mengalami luka-luka akibat ledakan. Pemerintah Kamboja telah memberikan kompensasi kepada keluarga korban tewas sebesar USD 20.000 dan kepada korban luka-luka sebesar USD 5.000.

Suasana Duka

Kedatangan jenazah di rumah duka disambut dengan isak tangis keluarga dan kerabat. Upacara pemakaman dilakukan dengan penghormatan militer, dihadiri oleh pejabat tinggi militer dan pemerintah. Masyarakat setempat juga turut berduka dan memberikan penghormatan terakhir kepada para pahlawan yang gugur.

Tanggapan Pemerintah

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut. Beliau juga menekankan pentingnya peningkatan standar keselamatan di fasilitas militer untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Upaya Pencegahan

Insiden ini menyoroti perlunya penanganan serius terhadap persenjataan usang dan peningkatan protokol keselamatan di fasilitas militer. Pemerintah Kamboja berkomitmen untuk membersihkan sisa-sisa persenjataan dari konflik masa lalu dan meningkatkan standar keselamatan guna melindungi personel militer dan masyarakat sipil.

Post Comment