slot gacor slot gacor terbaru slot gacor 2025 alexa slot alexa99

Ajian Baru Sehat Jiwa Raga

Ajian Baru Sehat Jiwa Raga - Entah sudah sejak kapan, spirit New Year, New Me selalu muncul jelang atau bahkan seusai

Ajian Baru Sehat Jiwa Raga – Entah sudah sejak kapan, spirit New Year, New Me selalu muncul jelang atau bahkan seusai terompet perayaan Tahun Baru ditiup.

Berbagai resolusi pun ditulis dengan runut. Umumnya, tentu saja berkaitan dengan kesehatan dan keuangan. Hidup lebih sehat dan hemat.

Ini sejalan dengan survei Kencana69 yang dilakukan Pew Research Center terhadap 5.140 responden yang tinggal di Amerika Serikat. Sebanyak 79 persen responden memiliki resolusi terkait dengan kesehatan. Sisanya berhubungan dengan keuangan, karier, serta relasi dengan keluarga dan kolega. Kondisi serupa ditemukan dari survei di Asia. Kesehatan, baik fisik maupun mental, menjadi tujuan utama dan disusul persoalan finansial.

Namun, berkaca pada tahun sebelumnya, resolusi yang telah disusun urung terwujud semua. Bahkan, sebagian responden kadung menyerah seusai bulan pertama di Tahun Baru. New Year, New Me kemudian menjadi suatu yang membebani.

Belakangan muncul mantra New Year, Same Me yang mengisyaratkan untuk lebih mencintai diri dengan langkah kecil menjalankan kebiasaan baik. Ratri Dyah (40), karyawan swasta di kawasan Sudirman, Jakarta, menghidupi juga adagium ini. Baginya, pembaruan gaya hidup tidak lantas mengubah diri dan jiwanya.

”Udah lima tahun ini enggak bikin resolusi. Pandemi mengubah pola pikir, sih. Lagi pula selama ini bikin resolusi juga jarang yang tercapai karena ternyata terlalu ambisius ya. Misal, aku yang enggak terbiasa olahraga, resolusinya olahraga tiap hari. Ya bertahan sebulan awal, sisanya balik lagi,” ungkap Ratri sembari tertawa.

Rendra Asfian (30), karyawan sebuah agensi di kawasan Kuningan, Jakarta, mengakui gagalnya resolusi karena target yang tidak sesuai dengan kebiasaan diri. Konsep New Year, New Me juga tujuannya mengubah diri. Padahal, sesungguhnya yang dibutuhkan adalah perbaikan dari kebiasaan dan pola pikir.

”Gue dari dulu selalu ada resolusi, apalagi urusan kesehatan, tapi yang masuk akal. Misal, gue kerja di agensi dengan load kerja yang menyita waktu. Target olahraga ya tipis-tipis aja. Contohnya, jalan pagi 30 menit rutin di sekitar rumah sebelum siap berangkat kerja. Enggak perlu yang langsung lari tiap hari di GBK juga. Yang simpel, tapi sesuai dengan kondisi lu,” tuturnya.

Dikutip dari laman Columbia University, Profesor Donald Edmondson menyampaikan resolusi ingin mengubah diri menjadi sesuatu yang baru menjadi rintangan utama terwujudnya resolusi. Apalagi jika berkaitan dengan hidup sehat, baik soal olah fisik, olah mental, maupun olah makanan.

Untuk itu, Edmondson menyarankan agar cara meraih hidup sehat dilakukan secata spesifik.

”Agendakan hal yang lebih spesifik dan memperhatikan situasi sekitar, itu lebih mudah tercapai. Selain itu, tidak memaksamu untuk mengubah dirimu dengan rutinitas baru. Sebab, membangun kebiasaan atau rutinitas ini butuh proses dan perlahan,” papar Edmondson.

Memulai olahraga

Resolusi tahun baru untuk hidup sehat di awal berkaitan dengan intensitas olahraga. Edmondson memberi masukan agar dari hal yang ringan. Terlebih lagi, pascalibur Natal dan Tahun Baru, momen olahraga seketika luntur. Untuk mengembalikannya atau memulai lagi, cukup diawali dengan langkah sederhana.

Salah satunya bisa dimulai dengan jalan pagi dengan rentang waktu antara 20-30 menit. Jika akhir-akhir ini kerap turun hujan, bisa diganti dengan mencari olahraga ringan yang sesuai dilakukan di rumah. Antara lain, yoga atau latihan kekuatan dan core dengan gerakan simpel berdurasi 20-30 menit. Bahkan, bisa juga memilih latihan dance melalui aplikasi bagi yang ingin memacu energi di pagi hari.

”Yang terpenting jangan memaksakan diri. Buat semua ini menyenangkan dan sesuai dengan jadwal harianmu sehingga ketika menjalaninya bukan menjadi beban. Begitu pula dengan pola makan, tidak perlu drastis berubah menjadi vegetarian, misalnya. Cukup perlahan menambah porsi sayur dan mengurangi gula contohnya,” kata Edmondson.

Mengacu pada US Department of Health and Human Services, sebaiknya usia dewasa rutin melakukan aktivitas aerobik ringan setidaknya selama 150 menit dalam sepekan, seperti jalan, joging, bersepeda, dan berenang. Selain aktivitas aerobik ringan, latihan aerobik yang bersemangat seperti lari, menari, hingga olahraga yang memompa jantung perlu juga dilakukan setidaknya 75 menit dalam sepekan.

Durasi ini bisa bertambah seiring dengan rutinitas yang mulai terbangun ketika tubuh juga sudah terbiasa. Dengan langkah kecil ini, tidak hanya sekadar mengasah tubuh, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan mental mengingat kedua hal ini saling berkaitan.

Olah mental

Salah satu manfaat rutin berolahraga, diambil dari Mayo Clinic, tidak hanya sehat raga, tetapi juga sehat jiwa. Sebab, aktivitas fisik membantu meningkatkan endorfin dan menurunkan level kortisol dalam tubuh. Biasanya, level kortisol naik saat dilanda stres. Apabila aktivitas fisik ini dilakukan rutin, dampaknya baik untuk suasana hati, memperbaiki kualitas tidur, dan mengurangi stres. Bahkan, dalam tingkatan tertentu bisa mengurai persoalan kecemasan.

Selain aktivitas fisik yang memompa jantung dan berkeringat, meditasi juga bisa menjadi pilihan dalam rutinitas harian. Apabila aktivitas fisik, seperti jalan pagi atau lari, dilakukan pagi sebelum bekerja, maka meditasi dapat dijadikan rutinitas sebelum tidur. Tidak perlu lama-lama, cukup 10-15 menit sebagai permulaan.

Di sisi lain, kegiatan sehari-hari juga bisa menjadi latihan menjaga kesehatan mental tanpa disadari. Atlet senam Simone Biles mengungkapkan strateginya menjaga kesehatan mental. ”Prioritaskan trifecta kesehatan mental, yaitu makan berkesadaran, tidur cukup, dan sadar bernapas,” ungkap Biles ketika wawancara dengan CNN.

Post Comment