Milan Vs Juventus Ujian Pertama Sergio Conceicao
Milan Vs Juventus Ujian Pertama Sergio Conceicao – Sergio Conceicao menjalani debutnya sebagai pelatih AC Milan dalam sebuah laga berat.
Laga lawan Juventus Kencana69 akan menjadi debut pelatih asal Portugal ini setelah menggantikan Paulo Fonseca pada semifinal Supercoppa Italiana di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (4/1/2025) dini hari WIB.
Meskipun ajang ini akan menjadi kesempatan terdekat Conceicao untuk mempersembahkan trofi pertama buat Milan, ada target jangka panjang yang menjadi fokusnya, yaitu mengembalikan Rossoneri ke puncak kejayaannya. Untuk itu, ia menargetkan Milan setidaknya harus finis empat besar di Serie A musim ini atau zona Liga Champions.
Pemecatan Fonseca tak lepas dari performa inkonsisten Rossoneri di awal musim. Selama enam bulan menangani Milan, penampilan Christian Pulisic dan kawan-kawan sering naik turun di Serie A sehingga terlempar ke posisi kedelapan, di luar zona Eropa.
Milan memutuskan melepaskan Fonseca dari penderitaannya pada 29 Desember 2024, sebelum kemudian memilih rekan senegaranya, Conceicao, sebagai pengganti sehari kemudian. Bersama pemainnya, Conceicao langsung terbang ke Riyadh untuk bersiap menghadapi ”Nyonya Besar”.
Mantan pemain tim nasional Portugal ini lama bermain di Serie A, mulai dari Lazio, Parma, hingga Inter Milan. Pada debutnya di Italia sebagai pemain, Conceicao mencetak gol untuk Lazio ke gawang Juventus pada final Supercoppa 1998 sehingga laga di Riyadh terasa familiar bagi Conceicao. Anaknya, Francisco Conceicao, yang berusia 22 tahun kini memperkuat Juventus dengan status pinjaman dari Porto.
”Kami semua menginginkan satu hal, agar Milan kembali ke Liga Champions. Kami Milan,” kata Conceicao dalam jumpa pers pertamanya sebagai pelatih Milan, 31 Desember 2024.
”Jika saya di sini, itu adalah tanda tidak bagus, itu artinya sesuatu tidak berjalan dengan baik. Tidak banyak waktu untuk bersiap melawan Juventus. Kami tidak komplain, dan kami tidak mencari alasan,” tambah pelatih berusia 50 tahun ini.
Milan kini terpuruk dengan hanya 27 poin dari 17 gim, terpaut delapan poin dari posisi empat besar dan tertingga lima poin dari Juventus yang menempati peringkat keenam atau posisi terakhir zona Eropa. Di Liga Champions musim ini, Rossoneri berada di peringkat ke-12, masih di posisi playoff babak gugur.
Conceicao menyadari beratnya tantangan yang dihadapi dan meminta para pemain bersedia memberikan segalanya untuk mencapai target. ”Akan selalu ada 11 pemain yang gembira dan pemain lain yang kurang gembira. Tapi, mereka harus memberikan yang maksimal, itu adalah standarnya,” kata mantan pelatih Porto ini.
”Tekanan adalah bagian dari sepak bola, khususnya di klub besar seperti Milan,” kata Conceicao.
Ia menolak untuk membicarakan rencana belanja pemain di bursa transfer Januari dan lebih fokus pada bagaimana berusaha untuk familiar dengan skuadnya.
”Saya ingin mengenal para pemain , dari yang senior hingga pemain muda. Tidak adil untuk berbicara soal pasar (pemain) sebelum itu,” ujar Conceicao.
Sementara itu, penasihat senior AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, memberikan penjelasan mengapa Milan harus memecat Fonseca setelah hanya enam bulan menangani tim itu. ”Sebelum kita mulai dengan Conceicao, saya ingin berterima kasih kepada Fonseca atas apa yang ia lakukan dan profesionalitasnya,” kata mantan pemain asal Swedia ini.
”Akan tetapi, dia tidak mampu mendapatkan hasil yang konsisten dan ketika kamu berada di Milan, hasil sangat menentukan,” kata Ibrahimovic.
Ibrahimovic juga meminta maaf kepada Fonseca terkait pemecatannya. Menurut mantan striker Milan ini, Fonseca seharusnya tidak perlu melakukan jumpa pers seusai laga lawan AS Roma pada 29 Desember 2024, yang berakhir imbang 1-1. Waktu itu, Fonseca mengatakan tidak mendengar soal pemecatannya.
”Kami memutuskan untuk memecatnya setelah pertandingan dan kami melakukan kesalahan dengan membuatnya menghadiri jumpa pers. Saya minta maaf kepada Paulo (Fonseca) dan pendukung,” kata Ibrahimovic.
Ibrahimovic menambahkan, ia menyadari suporter kecewa dengan hasil pertandingan beberapa bulan terakhir, sekaligus kepemimpinan di klub. ”Kami tidak puas sampai kami mencapai tujuan. Dan Supercoppa adalah salah satu tujuan itu. Tanggung jawab bukan hanya ada di pelatih, kami semua memiliki tanggung jawab,” pungkas Ibrahimovic. (REUTERS)
Post Comment