Nestapa Quartararo Di Silverstone

Nestapa Quartararo Di Silverstone

Nestapa Quartararo di Silverstone – Balapan MotoGP di Silverstone jadi mimpi kurang untuk Fabio Quartararo kehabisan kesempatan berhasil.

Pacuan MotoGP di Silverstone senantiasa susah diduga alhasil terdapat 10 pebalap berlainan yang memenangi pacuan seri Inggris itu semenjak 2013 sampai 2025. kiano88 Fabio Quartararo, yang seakan hendak memenangi pacuan, kesimpulannya pergi pacuan pada lap ke- 12 dampak ride height device tidak dapat terbebas, Pekan( 25 atau 5 atau 2025).

Keunggulannya, ialah 4 detik atas pebalap kedua, juga sirna. Pacuan itu lalu dimenangi pebalap Aprilia, Marco Bezzecchi.” Itu sebab ride height device balik. Inilah pacuan. Kadangkala ini dapat kejam,” ucap Managing Director Yamaha Motor Racing Paolo Pavesio.

Quartararo luang bercahaya di Silverstone sehabis mulai balik pacuan menyusul bendera merah dampak oli tumpah di jalan dari motor Franco Morbidelli yang ikut serta musibah dengan Aleix Espargaro. Pacuan dihentikan pada lap kedua.

Situasi ini membuat para pebalap yang lebih dahulu terguling serta pergi pacuan dapat turut mulai balik sebab pacuan belum menuntaskan 3 putaran. Situasi ini jadi angin fresh untuk Alex Marquez yang terguling di belengkokan awal sehabis mulai, pula Marc Marquez yang hadapi musibah pada lap kedua dikala mengetuai pacuan.

Dalam pacuan sambungan yang menempuh 19 putaran, Quartararo mulai dengan keras serta mengetuai pacuan sesudah belengkokan 3. Ia setelah itu melesat serta menghindar dari kaum pebalap di belakangnya, ialah sampai 5 detik. Tetapi, kemenangan yang terdapat di depan mata Quartararo menguap sedemikian itu saja pada lap ke- 12 dampak kehancuran ride heigh device.

Pebalap regu Monster Energi Yamaha itu juga pergi pacuan. Ia nyata amat kecewa serta marah alhasil bersujud di pinggir sirkuit di balik motornya yang ditumpukan di pembatas sirkuit. Ia setelah itu bersandar serta terkesan meratap sebab tubuhnya syok dengan kepala terbenam di antara kedua lututnya.

Oase Aprilia

Nestapa Quartararo itu kebalikan dengan regu Aprilia. Pebalap mereka, Marco Bezzecchi, memenangi pacuan. Pebalap asal Italia itu tampak keras sehabis mulai balik dengan membenarkan letaknya, ialah dari ke- 10 jadi kemenangan. Ia menciptakan pace yang amat keras serta mendahulukan banyak pebalap buat menjemput kemenangan pertamanya bersama Aprilia.

Betul, ini luar lazim. Ini jadi momen yang amat berat untuk aku dalam sebagian bulan terakhir. Aku mengawali petualangan terkini. Aprilia yakin pada aku serta kita bertugas amat keras. Betul terdapat sebagian momen susah dalam balapan- balapan lebih dahulu, namun kita tidak sempat berserah,” ucap Bezzecchi.

Aku menantikan hari semacam ini semenjak kemenangan terakhir aku. Jadi, aku amat suka,” ucap pebalap alumnus Perguruan tinggi VR46 itu setelah itu.

Kemenangan ini jadi oase untuk Aprilia yang masa ini hadapi kesusahan besar menyusul luka Jorge Martin semenjak uji pramusim awal.” Ini catatan buat Jorge Martin. Kita mempunyai motor yang pula dapat berhasil bersama ia,” ucap CEO Aprilia Racing Massimo Rivola.

Podium kedua dicapai pebalap LCR Honda, Johann Zarco, yang pula tampak amat keras. Ia melesat dari posisi kesembilan jadi podium kedua berangkaian sehabis kemenangan di Le Mans, 2 minggu kemudian. Ia menciptakan pace di medio pacuan sebab memakai ban depan kompon biasa. Podium ini pula jadi podium berangkaian pebalap Honda semenjak Marc Marquez pada 2021.

Ini pacuan yang amat istimewa. Baik terdapat mulai kedua sebab pada mulai awal aku membutuhkan pace, namun aku butuh mengendalikan ban balik aku. Dalam mulai kedua, pebalap lain jadi lebih kokoh, namun 3 belengkokan awal dapat aku lalui dengan sempurna serta setelah itu aku membenarkan banyak posisi,” ucap Zarco di parc ferme.

” Setelah itu, aku memandang para pebalap Ducati nampak khawatir dengan ban depan, namun aku tidak dapat sangat tusuk gas. Jadi, aku berupaya membenarkan posisi dikala itu membolehkan. Aku pula ketahui Jack( Miller) amat kokoh di dini serta setelah itu aku di podium,” ucap pebalap asal Perancis itu.

Aku berupaya melindungi pace. Bezzecchi amat kokoh. Kemudian, kala aku memandang Fabio hadapi permasalahan teknis, aku apalagi luang mempertimbangkan mencapai kemenangan. Bisa jadi Bez hendak menghindar, namun ia hendak lebih kesusahan dengan ban dibanding aku. Jadi, aku bisa jadi memenangi pacuan lain, namun aku hadapi permasalahan dengan ban depan, pula ban balik,” cakap Zarco setelah itu.

Podium kedua dicapai pebalap LCR Honda, Johann Zarco, yang pula tampak amat keras. Ia melesat dari posisi kesembilan jadi podium kedua berangkaian sehabis kemenangan di Le Mans, 2 minggu kemudian. Ia menciptakan pace di medio pacuan sebab memakai ban depan kompon biasa. Podium ini pula jadi podium berangkaian pebalap Honda semenjak Marc Marquez pada 2021.

Ini pacuan yang amat istimewa. Baik terdapat mulai kedua sebab pada mulai awal aku membutuhkan pace, namun aku butuh mengendalikan ban balik aku. Dalam mulai kedua, pebalap lain jadi lebih kokoh, namun 3 belengkokan awal dapat aku lalui dengan sempurna serta setelah itu aku membenarkan banyak posisi,” ucap Zarco di parc ferme.

Setelah itu, aku memandang para pebalap Ducati nampak khawatir dengan ban depan, namun aku tidak dapat sangat tusuk gas. Jadi, aku berupaya membenarkan posisi dikala itu membolehkan. Aku pula ketahui Jack( Miller) amat kokoh di dini serta setelah itu aku di podium,” ucap pebalap asal Perancis itu.

Aku berupaya melindungi pace. Bezzecchi amat kokoh. Kemudian, kala aku memandang Fabio hadapi permasalahan teknis, aku apalagi luang mempertimbangkan mencapai kemenangan. Bisa jadi Bez hendak menghindar, namun ia hendak lebih kesusahan dengan ban dibanding aku. Jadi, aku bisa jadi memenangi pacuan lain, namun aku hadapi permasalahan dengan ban depan, pula ban balik,” cakap Zarco setelah itu.

Marquez kesulitan

Podium ketiga dicapai oleh pebalap Ducati Lenovo, Marc Marquez, yang hadapi kesusahan di Silverstone. Ia terguling di dini pacuan saat sebelum bendera merah. Setelah itu, sehabis mulai balik, ia luang meluas serta terletak di posisi kesembilan.

Tetapi, ia sanggup menciptakan pace serta setelah itu berkelahi dengan Franco Morbidelli pada lap terakhir buat memperebutkan podium ketiga. Mereka sebagian kali silih mendahulukan sampai Marquez finis lebih dini.

Hari ini kita asian sebab aku melaksanakan kekeliruan dalam pacuan awal. Aku berupaya menanggulangi diri aku buat itu. Yang yang lain ok, kita melindungi hari ini,” ucap Marquez pendek.

Kawan setim Marquez, Francesco Bagnaia, hadapi mimpi kurang baik dengan terguling di belengkokan 7 pada lap keempat.

Impian besar yang disematkan pada Fabio Quartararo buat bangun di masa MotoGP 2025 balik pupus sehabis performa jeleknya di Sirkuit Silverstone. Ternyata tampak bersaing, pembalap Monster Energi Yamaha itu malah wajib memakan kapsul getir dengan hasil mengecewakan, memanjangkan antre kekalahan dalam masa yang penuh gejolak.

Pacuan yang diselenggarakan di dasar cuaca berawan khas Inggris itu jadi pentas gelisah untuk pemenang bumi MotoGP 2021. Quartararo cuma sanggup finis di luar alam nilai, suatu bogem mentah jitu untuk pembalap yang sempat jadi ikon kebangkitan Yamaha sebagian tahun kemudian. Sirkuit selama 5, 9 kilometer yang umumnya memberinya profit malah saat ini jadi saksi keterpurukan si pembalap Prancis.

Mulai Kurang baik, Kodrat Lebih Buruk

Segalanya nampak tidak berjalan cocok konsep semenjak tahap bimbingan leluasa. Quartararo nampak kesusahan menciptakan irama serta grip pada motor YZR- M1 yang masa ini kian terabaikan dibandingkan rival- rivalnya. Dalam kualifikasi, beliau cuma sanggup menaiki posisi ke- 17, jauh dari posisi sempurna buat bersaing di barisan depan.

Dikala lampu mulai menyala, impian buat melaksanakan lonjak besar ke depan mendadak pupus. Quartararo terperangkap dalam kemacetan di belengkokan awal serta apalagi kehabisan 2 posisi dalam lap pembuka. Beliau berjuang keras, tetapi akselerasi motor Yamaha yang lemas di jalan lurus buatnya sering jadi incaran pembalap lain.

“ Kita ketahui ini hendak jadi akhir minggu yang susah, tetapi tidak berpikir hendak separah ini. Motor terasa tidak normal, serta aku tidak dapat memencet tanpa kehabisan grip,” ucap Quartararo dalam rapat pers berakhir pacuan, dengan bentuk wajah kecewa.

Yamaha dalam Krisis

Keterpurukan Quartararo tidaklah narasi tunggal, melainkan bagian dari darurat lebih besar yang menyerang Yamaha di MotoGP. Semenjak penguraian regulasi mesin serta aerodinamika 2 masa terakhir, pabrikan asal Iwata itu nampak kandas menyesuaikan diri. Mesin inline- four yang dahulu menang dalam kemantapan saat ini tidak sanggup menandingi daya kasar mesin V4 kepunyaan Ducati, KTM, serta Aprilia.

Usaha buat membenarkan aerodinamika serta sistem penyaluran daya belum menghasilkan hasil yang penting. Quartararo apalagi luang mengatakan motor masa ini“ amat susah dikendarai serta tidak bersaing dalam pandangan manapun.”

Di Silverstone, kecekatan pucuk Yamaha jadi salah satu yang terburuk. Sedangkan pembalap Ducati semacam Francesco Bagnaia serta Jorge Martin sanggup mencatatkan kecekatan lebih dari 345 kilometer atau jam, Quartararo cuma mendobrak nilai 336 kilometer atau jam. Perbandingan itu lumayan buat buatnya kesusahan berkelahi dalam slipstream, paling utama di jalan lurus Hangar serta Wellington.

Intelektual Tertekan

Tidak cuma dengan cara teknis, Quartararo pula tengah terletak dalam titik berat intelektual yang besar. Hasil kurang baik berkali- kali semenjak dini masa membuat psikologis pemenang bumi itu goyah. Dalam sebagian peluang, beliau nampak frustrasi serta kurang yakin diri. Sebagian pengamat apalagi mulai memperkirakan mengenai era depan Quartararo di Yamaha.

” Aku menyayangi regu ini, tetapi aku pula mau berhasil. Bila situasinya tidak berganti, pasti aku wajib memikirkan era depan aku,” ucap Quartararo sebagian durasi kemudian, membuka kesempatan angkat kaki bila penampilan Yamaha tidak menyambangi pulih.

Situasi ini menegaskan khalayak pada suasana Valentino Rossi di penghujung kariernya bersama Yamaha, kala si hikayat MotoGP pula kesusahan bersaing di tengah kemajuan teknologi lawan- lawan mereka. Quartararo, yang sedang belia serta terletak di pucuk karir, pasti tidak mau terperangkap dalam daur seragam.

Sokongan serta Kritik

Walaupun hasil kurang baik lalu membayang- bayangi, Quartararo senantiasa menemukan sokongan dari beberapa besar fansnya. Banyak yang menguasai kalau permasalahan terdapat pada motor, bukan seluruhnya pada penampilan individu. Tetapi tidak sedikit pula kritik yang mulai bermunculan, paling utama dari golongan mantan pembalap serta pengamat yang menyesalkan minimnya agresivitas Quartararo dalam mengupayakan pergantian di dalam regu.

“ Seseorang pemenang bumi wajib dapat memforsir timnya berganti. Amati saja apa yang dicoba Marc Marquez di Gresini, ataupun Bagnaia dengan Ducati. Quartararo sangat adem ayem,” ucap seseorang analis MotoGP dalam tanya jawab pasca- race.

Yamaha sendiri membenarkan kalau mereka terabaikan dalam pengembangan, tetapi senantiasa memohon ketabahan dari para penggemar serta pembalapnya.“ Kita lagi bertugas keras di Jepang. Terdapat pembaruan besar yang hendak tiba dalam 2 seri ke depan. Fabio merupakan bagian berarti dari cetak biru ini,” tutur Garis Jarvis, Managing Director Yamaha Racing.

Mengarah Catok Kedua Musim

Dengan hasil kurang baik di Silverstone, Quartararo saat ini ambles ke posisi ke- 13 klasemen sedangkan pembalap, terkait lebih dari 100 nilai dari pemuncak klasemen. Ini merupakan salah satu pendapatan terburuknya semenjak naik ke kategori penting.

Pacuan berikutnya di Red Bull Ring Austria juga diprediksi tidak hendak lebih gampang, mengenang kepribadian sirkuit yang menuntut akselerasi serta kecekatan pucuk besar— 2 perihal yang dikala ini jadi kelemahan penting Yamaha.

Tetapi, untuk Quartararo, masa ini belum seluruhnya selesai.“ Aku tidak hendak berserah. Ini bukan mengenai titel pemenang bumi lagi, tetapi mengenai harga diri. Aku hendak lalu berjuang, buat diri aku sendiri, buat regu, serta buat para penggemar,” ucapnya penuh niat.

Nestapa di Silverstone bisa jadi cuma satu dari demikian banyak tantangan yang wajib dialami Quartararo masa ini. Tetapi bila asal usul mengarahkan kita suatu, merupakan kalau pembalap hebat tidak diukur dari kemenangan semata, melainkan dari gimana mereka bangun dari keterpurukan.

Post Comment