Gradasi Barcelona di Wajah Anyar Real Madrid

Gradasi Barcelona di Wajah Anyar Real Madrid

Gradasi Barcelona di Wajah Anyar Real Madrid – Xabi Alonso sudah menyusun staf pelatih yang akan mendampinginya di Real Madrid.

Calon penting Instruktur terkini Real Madrid, Xabi Alonso, hendak menumbangkan batas permusuhan antara” Los Blancos” dengan Barcelona. Beliau bawa dan 3 pembantunya di Bayer Leverkusen, yang 2 di antara lain sempat jadi karyawan instruktur di regu belia Barca rajaburma88.

Bagi Marca, Alonso yang hendak mulai bertugas di Stadion Santiago Bernabeu per 1 Juni 2025 muncul satu paket dengan 3 asistennya. Mereka merupakan Sebastian Parrilla, Alberto Encinas, serta Ismael Camenforte Lopez.

Parrilla merupakan tangan kanan Alonso. Mereka sudah berjumpa semenjak Alonso sedang main di Real Madrid pada rentang waktu 2009 sampai 2014.

Alonso mulai mengajak Parrilla buat posisi teknis kala menanggulangi Real Sociedad B pada 2019- 2022. Kala Alonso dikontrak Leverkusen per Oktober 2022, Parrilla merupakan wujud yang diyakini Alonso buat menggantinya di bagian alun- alun dikala Alonso menyambut ganjaran pantangan mendampingi anak asuhannya.

Ada pula Encinas serta Lopez merupakan wujud yang mempunyai pengalaman pekat dengan Barca. Walaupun tiba ke Madrid dengan pengalaman menolong Alonso mempertunjukkan 3 beker buat Leverkusen, keduanya mengawali karir kepelatihan di La Masia, perguruan tinggi kepunyaan Barca.

Encinas, yang berprofesi selaku asisten instruktur Leverkusen sebanding dengan Parrilla, telah lebih dahulu terletak di Leverkusen. Riwayat kegiatan Encinas di aspek kepelatihan sepak bola selaku asisten instruktur Barcelona B rentang waktu 2018 sampai 2021. Kala itu, Encinas menolong Garcia Pimienta.

Semacam dikenal, Pimienta terdaftar instruktur Sevilla pada Juni 2024 sampai April 2025. Sepanjang di Barca B, Encinas membagikan titel UEFA League Youth 2017- 2018.

Uraian taktikal yang dipunyai Parrilla serta Encinas amat menolong Alonso sepanjang di Leverkusen. Parrilla serta Encinas pula menolong Alonso mencermati pemain- pemain belia dari Perguruan tinggi Leverkusen.

Ada pula Lopez merupakan kepala metodologi bimbingan raga Leverkusen. Beliau mengawali karir kepelatihan selaku instruktur raga Barca B pada 2007.

Saat sebelum berasosiasi dengan Leverkusen pada dini masa 2021- 2022, Lopez bertugas serupa akrab dengan Domenec Torrent yang diketahui selaku salah satu asisten terbaik Pep Guardiola. Torrent menolong Guardiola di Barca, Bayern Muenchen, sampai Manchester City hingga dengan 2018.

Kala Torrent menanggulangi New York City, regu di dasar kontrol City Group, rentang waktu 2018- 2019, Lopez terdaftar selaku instruktur raga. Sehabis itu, Lopez luang berbakti di regu nasional Denmark sepanjang 2 tahun.

Tidak bimbang, Encinas serta Lopez merupakan 2 bekas karyawan instruktur terdahulu Leverkusen, Gerardo Seoane, yang dipertahankan Alonso. Keahlian keduanya bawa mereka akan dibawa Alonso buat membangkitkan Real Madrid yang nirgelar pada masa 2024- 2025.

Alonso ditentukan bawa 3 pembantunya di Bayer Leverkusen itu yang sudah membantunya menghasilkan hasil memiliki di Jerman,” catat Marca versi Selasa( 13 atau 5 atau 2025).

Penguraian lini bertahan

Alonso akan mengawali kewajiban di lini teknis Real pada Piala Bumi Antarklub yang diselenggarakan di Amerika Sindikat, 14 Juni- 13 Juli 2025. Los Blancos tercampur di Tim H bersama Al- Hilal( Arab Saudi), Pachuca( Meksiko), dan Red Bull Salzburg( Austria).

Game awal Real di invitasi itu hendak mengalami Al- Hilal pada 18 Juni di Stadion Hard Rock, Miami. Semacam Real, Al- Hilal merupakan regu tersukses di Aliansi Champions Asia.

Untuk menyongsong Piala Bumi Antarklub, Alonso dikabarkan memprioritaskan perbaikan lini balik Real. Sehabis cuma membagi hari buat melabuhkan Trent Alexander- Arnold, bek kapak kanan asal Liverpool, Alonso pula menginginkan paling tidak satu bek tengah serta seseorang bek kapak kiri.

Alexander- Arnold urgen diperlukan Alonso buat menguatkan pertahanan zona kanan yang lemas dampak penyusutan penampilan Lucas Vazquez serta luka kambuhan Dani Carvajal. Di bek tengah, Real kehabisan banyak pemeran dampak luka, semacam Antonio Ruediger, Eder Militao, serta David Alaba.

Tidak hanya itu, Alonso pula membutuhkan penguatan bek kapak kiri dampak luka Ferland Mendy serta sedang inkonsistennya Fran Garcia.

Administrator terkini( Alonso) hendak mempunyai satu bonus bek. Real pula tengah mencermati opsi bek kapak kiri. Klub menyudahi buat aktif di pasar memindahkan dampak angin besar luka menjelang satu bulan mengarah Piala Bumi Antarklub,” tutur Fabrizio Romano, ahli memindahkan, dikutip The Guardian.

Berlainan dengan lini pertahanan, Alonso lumayan aman dengan persediaan pemeran tengah serta depan Real. Federico Valverde, Eduardo Camavinga, Aurelien Tchouameni, Arda Guler, Dani Cebalos, Cedera Modric, Jude Bellingham, serta Brahim Diaz merupakan lapisan gelandang yang membuat Los Blancos sedang pantas diucap regu dengan aransemen pemeran tengah terbaik di bumi.

Di lini depan, julukan besar Kylian Mbappe serta Vinicius Baru akan jadi harapan yang tidak tergantikan buat Alonso. Rodrygo serta Endrick juga sedang dapat diasah oleh Alonso buat meningkatkan tingkat penampilan mereka.

Satu perihal yang diperlukan Alonso merupakan pemeran bernomor 9 asli, semacam Patrik Schick di Leverkusen, yang dapat jadi pangkal berhasil pengganti di pengujung sesi kedua.

Kala Real mengawali masa anyar bersama Alonso dengan mendatangkan 2 bekas instruktur regu belia Barca,” Blaugrana” membenarkan hendak memanjangkan anti Hans- Dieter Flick. Kepala negara Barca Joan Laporta serta Ketua Metode Barca Deco suka dengan kemampuan Flick.

Walhasil, Flick sudah akur buat memanjangkan era baktinya di Barca. Ahli siasat asal Jerman itu hendak menandatangi kontrak terkini pada akhir masa ini sampai 30 Juni 2027.

Permusuhan kekal antara Real Madrid serta Barcelona senantiasa jadi pancaran penting dalam bumi sepak bola. Tetapi, dalam sebagian masa terakhir, terdapat kejadian menarik yang mulai nampak: nuansa style Barcelona malah timbul dalam wajah anyar Real Madrid. Walaupun kedua klub mempunyai asal usul filosofi game yang kontras, saat ini timbul opini kalau Real Madrid mulai mengadopsi sebagian pandangan dari pendekatan yang sama dengan si lawan kekal.

Alih bentuk ini tidak cuma terjalin dengan cara bertepatan, namun memantulkan menyesuaikan diri penting serta kemajuan modern sepak bola yang menuntut elastisitas. Real Madrid, yang sepanjang ini diketahui dengan game langsung, penuh kecekatan, serta peralihan kilat, nampak lebih aman memahami bola serta membuat serbuan dari dasar dengan kenyamanan yang sama dengan filosofi tiki- taka kepunyaan Barcelona.

DNA Terkini di Santiago Bernabéu

Pergantian sangat jelas dapat diamati dari skuad yang diturunkan oleh instruktur Carlo Ancelotti dalam 2 masa terakhir. Nama- nama semacam Jude Bellingham, Eduardo Camavinga, Aurélien Tchouaméni, sampai Federico Valverde, membuktikan kombinasi antara fisikalitas khas Real Madrid serta pengawasan tempo yang apik versi Barcelona. Di lini balik, kehadiran bek tengah semacam David Alaba yang aman bawa bola ke lini tengah pula menegaskan pada style game Gerard Piqué di era kencana Barcelona.

Apalagi, Dani Carvajal serta Ferland Mendy sering kali tidak cuma jadi bek kapak klasik, tetapi pula beralih bentuk jadi bagian dari build- up play, suatu siasat yang dipopulerkan oleh Pep Guardiola dikala sedang melatih di Camp Nou.

Cedera Modrić serta Toni Kroos: Perantara Evolusi

Tidak dapat dibantah, kedatangan 2 ahli lini tengah Cedera Modrić serta Toni Kroos jadi alas peralihan style ini. Keduanya merupakan ikon kemampuan bola serta penyaluran pintar, yang dengan cara lama- lama membuat kebudayaan terkini di Madrid. Kala keduanya turun, Madrid main lebih adem serta analitis. Tidak terdapat lagi serbuan balik membabi tunanetra, melainkan orkestrasi yang lebih apik, apalagi menegaskan khalayak pada masa Xavi- Iniesta- Busquets.

Perihal ini nampak nyata dalam pertandingan- pertandingan besar, paling utama di Aliansi Champions. Real Madrid sanggup memimpin kemampuan bola, memencet besar dengan keseriusan, dan mengatur irama perlombaan— keadaan yang tadinya jadi karakteristik khas El Barça.

Akibat Filosofi La Masia di Angkatan Baru

Menariknya, sebagian pemeran belia Madrid malah berawal dari kerangka balik style sepak bola Spanyol yang sama dengan Barcelona. Misalnya, Brahim Díaz serta Dani Ceballos merupakan pemeran yang dengan cara teknis amat ahli serta bertumbuh dalam suasana sepak bola yang menekankan gesekan lembut serta visi main.

Apalagi Jude Bellingham, walaupun bukan pemeran Spanyol, sudah membuktikan uraian luar lazim kepada sistem main beramai- ramai serta game dampingi lini yang jadi jantung dari style game Barcelona.

Ancelotti juga tidak ragu membiasakan sistemnya. Beliau sebagian kali mempraktikkan aturan 4- 4- 2 diamond ataupun apalagi false nine, mengambil alih kedudukan penyerbu asli semacam Dermawan Benzema dengan Bellingham ataupun Rodrygo yang lebih cair dalam pergerakan— style yang menegaskan pada Lionel Messi di era keemasannya bersama Pep Guardiola.

Apakah Ini Real Madrid yang Terkini?

Pertanyaannya saat ini: apakah Real Madrid lagi meninggalkan bukti diri lamanya? Tanggapannya tidak sesederhana itu. Real Madrid tetaplah Real Madrid: klub dengan DNA pemenang serta karakter bersaing yang besar. Tetapi, mereka lagi hadapi kemajuan yang membiasakan dengan desakan sepak bola modern.

Pergantian ini bukan berarti menjiplak Barcelona, melainkan mengadopsi elemen- elemen yang teruji efisien serta menyelaraskannya dengan kepribadian khas Madrid. Dalam bumi sepak bola hari ini, garis antara filosofi klasik terus menjadi angkat kaki. Elastisitas siasat, kemampuan bola, serta intelek main saat ini jadi angka umum yang tidak lagi khusus dipunyai satu klub ataupun satu instruktur.

Xavi serta Guardiola: Gagasan dari Katalunya?

Terdapat asumsi kalau akibat Xavi Hernández selaku instruktur Barcelona serta Pep Guardiola di Manchester City malah turut“ ceria” Madrid dengan cara tidak langsung. Kesuksesan style game mereka— yang fokus pada kemampuan bola, pressing besar, serta game dampingi lini— sudah memforsir klub- klub kompetitor buat menyesuaikan diri.

Real Madrid kelihatannya siuman kalau buat bersaing di tingkat paling tinggi, paling utama melawan tim- tim semacam Manchester City, Bayern München, ataupun apalagi PSG, mereka tidak lumayan cuma memercayakan peralihan kilat. Mereka memerlukan kemantapan kemampuan bola, keahlian memainkan tempo, serta ketabahan dalam memecahkan pertahanan rival.

Serta hasilnya juga nampak. Madrid bukan cuma sanggup bersaing, namun pula senantiasa memenangkan Aliansi Champions serta bersaing di La Aliansi dengan sistem ini.

Respon Khalayak serta Hikayat Klub

Respon fans Madrid kepada alih bentuk ini lumayan beraneka ragam. Beberapa menyongsong positif sebab hasil senantiasa terpelihara, apalagi pulih. Tetapi, terdapat pula yang merindukan masa galácticos dengan game lebih kasar serta eksplosif. Hikayat klub semacam Iker Casillas serta Fernando Hierro melaporkan kalau sepak bola memanglah lalu bertumbuh, serta klub sebesar Madrid wajib sanggup membiasakan diri tanpa kehabisan bukti diri kuncinya: berhasil.

Florentino Pérez, si kepala negara klub, apalagi melaporkan kalau masa terkini Madrid hendak menekankan pada pemeran belia, sepak bola bagus, serta pembangunan waktu jauh— suatu yang searah dengan arah kemajuan yang nampak saat ini.

Kesimpulan: Suatu Simbiosis Diam- Diam

Real Madrid bisa jadi tidak hendak sempat betul- betul jadi“ Barcelona kedua”, namun tidak dapat disangkal kalau terdapat nuansa lembut dari filosofi rivalnya yang saat ini memberi warna wajah anyar Los Blancos. Dalam bumi sepak bola modern, gagasan dapat tiba dari mana saja— apalagi dari kompetitor turun- temurun sekalipun.

Di tengah permusuhan yang sedang menyala di alun- alun, terdapat pengakuan bisik- bisik di balik strategi: kalau untuk jadi yang terbaik, sering- kali kita wajib berlatih dari yang terdekat— apalagi dari mereka yang sangat kita tentangi.

Serta seperti itu seni dari kemajuan. Apalagi Real Madrid juga, pada kesimpulannya, tidak kebal kepada pesona sepak bola bagus versi Barcelona.

Permusuhan kekal antara Real Madrid serta Barcelona senantiasa jadi pancaran penting dalam bumi sepak bola. Tetapi, dalam sebagian masa terakhir, terdapat kejadian menarik yang mulai nampak: nuansa style Barcelona malah timbul dalam wajah anyar Real Madrid. Walaupun kedua klub mempunyai asal usul filosofi game yang kontras, saat ini timbul opini kalau Real Madrid mulai mengadopsi sebagian pandangan dari pendekatan yang sama dengan si lawan kekal.

Alih bentuk ini tidak cuma terjalin dengan cara bertepatan, namun memantulkan menyesuaikan diri penting serta kemajuan modern sepak bola yang menuntut elastisitas. Real Madrid, yang sepanjang ini diketahui dengan game langsung, penuh kecekatan, serta peralihan kilat, nampak lebih aman memahami bola serta membuat serbuan dari dasar dengan kenyamanan yang sama dengan filosofi tiki- taka kepunyaan Barcelona.

DNA Terkini di Santiago Bernabéu

Pergantian sangat jelas dapat diamati dari skuad yang diturunkan oleh instruktur Carlo Ancelotti dalam 2 masa terakhir. Nama- nama semacam Jude Bellingham, Eduardo Camavinga, Aurélien Tchouaméni, sampai Federico Valverde, membuktikan kombinasi antara fisikalitas khas Real Madrid serta pengawasan tempo yang apik versi Barcelona. Di lini balik, kehadiran bek tengah semacam David Alaba yang aman bawa bola ke lini tengah pula menegaskan pada style game Gerard Piqué di era kencana Barcelona.

Apalagi, Dani Carvajal serta Ferland Mendy sering kali tidak cuma jadi bek kapak klasik, tetapi pula beralih bentuk jadi bagian dari build- up play, suatu siasat yang dipopulerkan oleh Pep Guardiola dikala sedang melatih di Camp Nou.

Cedera Modrić serta Toni Kroos: Perantara Evolusi

Tidak dapat dibantah, kedatangan 2 ahli lini tengah Cedera Modrić serta Toni Kroos jadi alas peralihan style ini. Keduanya merupakan ikon kemampuan bola serta penyaluran pintar, yang dengan cara lama- lama membuat kebudayaan terkini di Madrid. Kala keduanya turun, Madrid main lebih adem serta analitis. Tidak terdapat lagi serbuan balik membabi tunanetra, melainkan orkestrasi yang lebih apik, apalagi menegaskan khalayak pada masa Xavi- Iniesta- Busquets.

Perihal ini nampak nyata dalam pertandingan- pertandingan besar, paling utama di Aliansi Champions. Real Madrid sanggup memimpin kemampuan bola, memencet besar dengan keseriusan, dan mengatur irama perlombaan— keadaan yang tadinya jadi karakteristik khas El Barça.

Akibat Filosofi La Masia di Angkatan Baru

Menariknya, sebagian pemeran belia Madrid malah berawal dari kerangka balik style sepak bola Spanyol yang sama dengan Barcelona. Misalnya, Brahim Díaz serta Dani Ceballos merupakan pemeran yang dengan cara teknis amat ahli serta bertumbuh dalam suasana sepak bola yang menekankan gesekan lembut serta visi main.

Apalagi Jude Bellingham, walaupun bukan pemeran Spanyol, sudah membuktikan uraian luar lazim kepada sistem main beramai- ramai serta game dampingi lini yang jadi jantung dari style game Barcelona.

Ancelotti juga tidak ragu membiasakan sistemnya. Beliau sebagian kali mempraktikkan aturan 4- 4- 2 diamond ataupun apalagi false nine, mengambil alih kedudukan penyerbu asli semacam Dermawan Benzema dengan Bellingham ataupun Rodrygo yang lebih cair dalam pergerakan— style yang menegaskan pada Lionel Messi di era keemasannya bersama Pep Guardiola.

Apakah Ini Real Madrid yang Terkini?

Pertanyaannya saat ini: apakah Real Madrid lagi meninggalkan bukti diri lamanya? Tanggapannya tidak sesederhana itu. Real Madrid tetaplah Real Madrid: klub dengan DNA pemenang serta karakter bersaing yang besar. Tetapi, mereka lagi hadapi kemajuan yang membiasakan dengan desakan sepak bola modern.

Pergantian ini bukan berarti menjiplak Barcelona, melainkan mengadopsi elemen- elemen yang teruji efisien serta menyelaraskannya dengan kepribadian khas Madrid. Dalam bumi sepak bola hari ini, garis antara filosofi klasik terus menjadi angkat kaki. Elastisitas siasat, kemampuan bola, serta intelek main saat ini jadi angka umum yang tidak lagi khusus dipunyai satu klub ataupun satu instruktur.

Xavi serta Guardiola: Gagasan dari Katalunya?

Terdapat asumsi kalau akibat Xavi Hernández selaku instruktur Barcelona serta Pep Guardiola di Manchester City malah turut“ ceria” Madrid dengan cara tidak langsung. Kesuksesan style game mereka— yang fokus pada kemampuan bola, pressing besar, serta game dampingi lini— sudah memforsir klub- klub kompetitor buat menyesuaikan diri.

Real Madrid kelihatannya siuman kalau buat bersaing di tingkat paling tinggi, paling utama melawan tim- tim semacam Manchester City, Bayern München, ataupun apalagi PSG, mereka tidak lumayan cuma memercayakan peralihan kilat. Mereka memerlukan kemantapan kemampuan bola, keahlian memainkan tempo, serta ketabahan dalam memecahkan pertahanan rival.

Serta hasilnya juga nampak. Madrid bukan cuma sanggup bersaing, namun pula senantiasa memenangkan Aliansi Champions serta bersaing di La Aliansi dengan sistem ini.

Respon Khalayak serta Hikayat Klub

Respon fans Madrid kepada alih bentuk ini lumayan beraneka ragam. Beberapa menyongsong positif sebab hasil senantiasa terpelihara, apalagi pulih. Tetapi, terdapat pula yang merindukan masa galácticos dengan game lebih kasar serta eksplosif. Hikayat klub semacam Iker Casillas serta Fernando Hierro melaporkan kalau sepak bola memanglah lalu bertumbuh, serta klub sebesar Madrid wajib sanggup membiasakan diri tanpa kehabisan bukti diri kuncinya: berhasil.

Florentino Pérez, si kepala negara klub, apalagi melaporkan kalau masa terkini Madrid hendak menekankan pada pemeran belia, sepak bola bagus, serta pembangunan waktu jauh— suatu yang searah dengan arah kemajuan yang nampak saat ini.

Kesimpulan: Suatu Simbiosis Diam- Diam

Real Madrid bisa jadi tidak hendak sempat betul- betul jadi“ Barcelona kedua”, namun tidak dapat disangkal kalau terdapat nuansa lembut dari filosofi rivalnya yang saat ini memberi warna wajah anyar Los Blancos. Dalam bumi sepak bola modern, gagasan dapat tiba dari mana saja— apalagi dari kompetitor turun- temurun sekalipun.

Di tengah permusuhan yang sedang menyala di alun- alun, terdapat pengakuan bisik- bisik di balik strategi: kalau untuk jadi yang terbaik, sering- kali kita wajib berlatih dari yang terdekat— apalagi dari mereka yang sangat kita tentangi.

Serta seperti itu seni dari kemajuan. Apalagi Real Madrid juga, pada kesimpulannya, tidak kebal kepada pesona sepak bola bagus versi Barcelona.

Post Comment