Sanders Tak Tergoyahkan di Gumuk Pasir Dakar
Sanders Tak Tergoyahkan di Gumuk Pasir Dakar – Daniel Sanders tak tergoyahkan di medan gumuk pasir etape ketujuh Reli Dakar di Al-Duwadimi, Arab Saudi, Minggu (12/1/2025).
Pebalap tim pabrikan KTM itu mengalahkan pebalap Honda HRC, Tosha Schareina, untuk meraih Slot gacor kemenangan kelima, hal yang menyamai pencapaian Toby Price pada 2016.
Sanders pun kini semakin kokoh di puncak klasemen, unggul 15 menit 33 detik atas Schareina di posisi kedua klasemen umum.
”Ini etape yang cukup cepat dan teknis di awal saat hujan. Saya tetap fokus sepenuhnya sepanjang hari karena navigasinya sulit. Jadi, ini adalah hari yang jauh lebih baik bagi saya,” ujar Sanders.
”Kami menyesuaikan sepeda motor agar lebih cocok dengan pasir, hal yang sangat membantu di gumuk-gumuk pasir. Saya merasa percaya diri. Sebagai tim, kami melakukan segala yang kami bisa untuk menempatkan diri di posisi terbaik yang memungkinkan untuk mempertahankan keunggulan pada etape yang tersisa,” ucap Sanders kemudian.
Kemenangan di etape ketujuh ini menempatkan Sanders sebagai pebalap pertama yang memenangi lima etape dalam satu edisi Dakar, setelah Price pada 2016. Saat itu, Price meraih kemenangan kelima yang menjadi penentu gelar Reli Dakar. Sementara bagi Sanders, masih ada lima etape dengan jarak tempuh 2.627 kilometer lagi untuk dijalani.
Sanders menyadari, persaingan masih sangat panjang. Oleh karena itu, dirinya berusaha tampil taktis untuk terus mengokohkan keunggulan waktu. Taktik memenangi etape ketujuh ini sudah dia rancang sejak etape keenam, yaitu di mana dia tidak ngotot mengejar kemenangan.
Dia hanya memainkan posisi supaya selisih waktu dengan pesaing terdekatnya, yaitu para pebalap Honda, Schareina dan Adrien van Beveren, tidak menipis.
Dalam etape keenam yang sangat panjang, menempuh 605 kilometer special stage, Sanders menerapkan manajemen tenaga supaya tidak habis untuk etape berikutnya. Dia pun finis di posisi kesembilan. Kemenangan diraih pebalap Honda HRC sekaligus pemenang Dakar musim lalu, Ricky Brabec.
Sanders memetik buah strategi itu dalam etape ketujuh yang menempuh 412 kilometer special stage di Al-Duwadimi. Medan etape ini didominasi gumuk-gumuk pasir yang sangat sulit untuk navigasi, serta menguras tenaga.
Dia start dari posisi kesembilan dan bisa segera menemukan ritme untuk menyusul pada pebalap di depan. Sanders bahkan sempat bergantian dengan Schareina menjadi pebalap tercepat.
Namun, Sanders bisa melesat mulai Kilometer 339 dan menjadi pebalap tercepat yang melintasi garis finis. Posisi kedua diraih oleh pebalap debutan dan berkompetisi di Rally2, Edgar Canet. Pebalap KTM berusia 19 tahun itu tertinggal 3 menit 36 detik dari Sanders. Sementara posisi ketiga ditempati Schareina, terpaut 3 menit 47 detik dari Sanders.
”Saya mengalami masalah dengan tablet roadbook saya sejak awal, tetapi saya berhasil mencapai tempat pengisian bahan bakar pertama di Kilometer 89 dengan mengikuti lintasan para pebalap di depan. Saya harus menunggu lebih dari satu jam hingga tablet saya diganti, tetapi setelah itu saya merasa sangat nyaman mengendarai sepeda motor dan menikmati sisa balapan spesial ini. Saya senang dengan perjalanan saya dan menyukai setiap bagian dari pengalaman Dakar,” ujar Canet yang kini memuncaki klasemen Rally2.
Kokoh di puncak
Hasil etape ketujuh ini mengokohkan posisi Sanders di puncak klasemen umum dengan keunggulan 15 menit 33 detik atas Schareina di posisi kedua. Rekan setim Schareina, Andrien van Beveren, berada di posisi ketiga, terpaut 26 menit 07 detik. Sementara Brabec masih tertahan di posisi keempat, tertinggal 33 menit 19 detik dari Sanders.
Bagi Schareina, hasil etape ketujuh ini cukup bagus karena dirinya bisa mengejar para pebalap yang start lebih awal.
”Etape yang sangat panjang, 400 kilometer. Bagian pertama sangat bagus dengan hujan di medan pasir. Sangat menyenangkan untuk berkendara. Setelah pengisian bahan bakar, saya melihat debu Nacho (Ignacio Cornejo, Hero) di gumuk-gumuk pasir. Jadi, saya tancap gas untuk mengejar dia dan berkendara bersama,” ujar Schareina.
”Setelah pengisian bahan bakar kedua, kami menyerang untuk mengejar para pebalap yang yang start di depan kami karena mereka jelas akan sedikit melambat. Kemudian, kami semua berkendara bersama, masih berusaha untuk tancap gas pada 200 kilometer akhir,” ucap Schareina.
Klein keluar
Dalam etape ketujuh ini, pebalap Kove, Mason Klein, keluar dari persaingan karena kerusakan mesin kendaraannya yang tidak bisa diperbaiki. Klein mengalami kerusakan mesin pada Kilometer 319 dan sempat dibantu ditarik oleh James Hiller, tetapi pasir yang gembur membuat evakuasi mustahil dilakukan.
Pebalap asal Amerika Serikat itu juga sempat mengalami masalah pada kopling yang berujung kerusakan mesin dalam etape kedua. Klein mencapai garis finis karena ditarik oleh pebalap lain dengan tali, menempuh 80 kilometer.
Post Comment